Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mengungkapkan bahwa insentif untuk motor listrik yang dijanjikan pemerintah mengalami keterlambatan. Hal ini mengundang harapan bahwa insentif tersebut sebaiknya diberikan mulai tahun 2026 untuk memberikan dampak yang lebih baik.
Ketua Umum Aismoli, Budi Setiyadi, menilai bahwa tahun 2025 sudah terlalu dekat untuk memberikan insentif yang efektif. Ia juga mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan model skema multi-years agar dukungan tidak terhenti di akhir tahun.
Budi menyatakan bahwa dengan hanya tersisa tiga bulan di tahun ini, kemungkinan untuk meningkatkan penjualan motor listrik melalui insentif dirasa tidak efektif. Dia berharap insentif bisa diperpanjang hingga 2026 agar lebih berdampak positif bagi industri kendaraan listrik.
Persoalan Insentif Motor Listrik Dalam Sektor Industri
Tahun lalu, pemerintah memberikan insentif sebesar Rp7 juta untuk setiap pembelian motor listrik, namun kuota yang disediakan cepat habis. Kuota sebanyak 60 ribu unit sudah habis pada September 2024, dan sejak saat itu, produsen serta penjual motor listrik merasa sangat tertekan.
Setelah kuota insentif habis, pemerintah menyampaikan rencana untuk memberikan insentif lanjutan yang hingga kini belum terwujud. Keterlambatan ini tentunya menambah beban bagi industri yang sudah berjuang menghadapi berbagai tantangan.
Seiring dengan adanya rencana insentif baru, Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa skema insentif terbaru telah selesai dan menunggu keputusan lebih lanjut dari Kemenko Perekonomian. Hal ini menunjukkan bahwa prosesnya masih jauh dari kata final.
Dampak Keterlambatan Insentif Terhadap Penjualan Motor Listrik
Penundaan pemberian insentif sangat berpengaruh terhadap penjualan motor listrik, di mana banyak produsen mengalami penurunan signifikan. Situasi ini membuat mereka menghadapi pilihan sulit, termasuk mempertimbangkan pengurangan produksi dan pengembangan produk baru.
Para pelaku industri sangat berharap agar pemerintah memahami dampak yang ditimbulkan akibat keterlambatan ini. Jika tidak segera diatasi, masyarakat akan semakin enggan untuk beralih ke kendaraan listrik, yang seharusnya jadi fokus utama demi keberlanjutan lingkungan.
Dalam keadaan seperti ini, peran pemerintah menjadi vital, tidak hanya dalam memberikan insentif, tetapi juga mendukung infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik. Tanpa inisiatif yang jelas dan terkoordinasi, industri ini bisa terpuruk lebih dalam.
Keberlangsungan Strategi Pembangunan Kendaraan Listrik di Indonesia
Pemerintah diharapkan dapat menemukan solusi yang tepat untuk kebutuhan insentif motor listrik, termasuk apakah insentif akan digabung dalam paket stimulus ekonomi. Rencana ini diharapkan dilakukan pada kuartal ketiga 2025, yang mencakup insentif untuk motor listrik dan sektor lainnya.
Penggunaan kendaraan listrik diharapkan dapat meningkat sejalan dengan dorongan kebijakan, namun bila insentif tidak diberikan tepat waktu, target tersebut mungkin harus direvisi. Oleh karena itu, transparansi dalam komunikasi antara pemerintah dan industri menjadi sangat penting.
Dengan dukungan yang tepat, termasuk penggunaan energi terbarukan, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dapat berkembang. Menyusun strategi yang komprehensif adalah langkah yang tepat untuk mengatasi persoalan yang dihadapi saat ini.