Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali melanda kawasan Sumatera Selatan, menyebabkan dampak yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat setempat. Ini adalah masalah yang berulang, dan upaya pemadaman kini diupayakan oleh berbagai pihak untuk mengendalikan situasi yang semakin memburuk.
Sebanyak empat kabupaten terdampak, yaitu Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Banyuasin, dan Ogan Ilir. Dari sejumlah titik kebakaran yang terpantau mulai Kamis, 25 September 2025, tiga titik masih menyala hingga Sabtu, 27 September 2025, menandakan masalah yang belum sepenuhnya teratasi.
Untuk itu, tim gabungan dari berbagai instansi, termasuk pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah, berupaya keras melakukan pemadaman. Mereka menggunakan berbagai cara dan teknik untuk menghadapi tantangan yang ada.
Proses Penanganan Kebakaran Hutan yang Terjadi di Sumatera Selatan
Penanganan bencana karhutla ini membutuhkan kerjasama antara berbagai pihak, termasuk masyarakat lokal. Mereka berupaya menjaga area terdampak agar tidak berkembang lebih jauh.
Masyarakat lokal juga dilibatkan dengan melakukan sosialisasi mengenai bahaya kebakaran serta cara pencegahan yang dapat dilakukan. Ini menjadi bagian penting dalam meminimalisir risiko kejadian serupa di masa depan.
Tim pemadam juga mengandalkan teknologi canggih untuk mendeteksi titik api dan mengidentifikasi area yang paling terancam. Kondisi cuaca yang mendukung memperburuk situasi, menjadikan upaya pemadaman semakin sulit.
Dampak Lingkungan dan Sosial dari Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan masyarakat. Asap yang dihasilkan dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan mengurangi kualitas udara di sekitar kawasan terdampak.
Selain itu, kebakaran mempengaruhi habitat alami, menyebabkan hilangnya biodiversitas. Ekosistem yang terganggu akan memerlukan waktu lama untuk pulih kembali, dan dalam banyak kasus, tidak dapat kembali seperti semula.
Dari sudut pandang sosial, kebakaran ini menciptakan kesulitan bagi masyarakat yang bergantung pada lahan untuk pertanian dan sumber mata pencaharian lainnya. Kehilangan lahan produktif akan berkontribusi pada masalah ekonomi lokal, termasuk kekurangan bahan pangan.
Peluang untuk Meningkatkan Kesadaran dan Tindakan Preventif
Kejadian kebakaran hutan di Sumatera Selatan harus dijadikan pelajaran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Edukasi mengenai cara mencegah kebakaran harus lebih digencarkan.
Upaya rehabilitasi hutan dan lahan yang rusak juga perlu diprioritaskan untuk mengurangi dampak dari kebakaran di masa mendatang. Tanaman yang sesuai dapat ditanam kembali untuk mengembalikan fungsi ekologis dari kawasan hutan.
Pemerintah juga dapat memberikan insentif bagi pelaku usaha yang berkomitmen pada praktik pertanian berkelanjutan. Ini akan mendorong pengembangan metode yang ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada pembakaran.




