Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, mengungkapkan kesiapan TNI AD untuk menerjunkan personel ke Gaza sebagai bagian dari misi perdamaian. Pernyataan ini muncul setelah komitmen yang dinyatakan oleh Presiden Prabowo di KTT ASEAN berkaitan dengan pengiriman pasukan ke wilayah tersebut.
“Itu kan sudah ada declarenya dari presiden, bahwa kita Indonesia akan siap untuk itu. Ya kami sudah coba tata-tata sampai gimana kalau misalnya itu keputusan itu ada perintah untuk dilaksanakannya, kami siap,” ungkap Maruli pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Dalam pandangannya, TNI telah memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam menjalankan misi perdamaian di berbagai negara. Karakter prajurit TNI yang dikenal ramah serta bisa bersinergi dengan masyarakat setempat menjadi salah satu faktor penting keberhasilan misi tersebut.
Maruli menambahkan, kultur TNI yang berbeda dengan kultur tentara lainnya membuat prajurit Indonesia lebih mudah diterima di luar negeri. Hal ini menyebabkan TNI berhasil dalam menjalankan misi kemanusiaan dan operasi militer selain perang (OMSP) di banyak negara.
“Jadi kultur kita beda dengan kultur-kultur tentara lain, sehingga kita bisa cukup dipandang baik di luar,” jelasnya menandaskan pentingnya pendekatan diplomasi yang dilakukan oleh TNI dalam setiap misi yang diemban.
TNI Angkatan Darat dan Komitmen terhadap Perdamaian Global
Kepala Staf TNI Angkatan Darat menjelaskan bahwa komitmen untuk menjaga perdamaian sejatinya adalah bagian dari tugas dan tanggung jawab TNI. Melalui misi perdamaian, tidak hanya keamanan yang terjaga, tetapi juga citra Indonesia di mata dunia.
Selama ini, Indonesia telah terlibat dalam berbagai misi internasional yang mengedepankan prinsip kemanusiaan. Hal ini menunjukkan bahwa TNI bukan hanya sebuah angkatan bersenjata, tetapi juga merupakan duta perdamaian bagi bangsa Indonesia.
Dengan pengalaman di misi-misi sebelumnya, TNI diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan. Maruli menggarisbawahi pentingnya pelatihan serta persiapan yang matang sebelum pelaksanaan misi ke Gaza agar hasil yang dicapai sesuai dengan harapan.
Komitmen TNI untuk berkontribusi dalam misi internasional ini juga mencerminkan dukungan Indonesia terhadap upaya-upaya multilateral. Dalam konteks ini, TNI siap bersinergi dengan organisasi-organisasi internasional yang selama ini aktif di wilayah konflik.
Selama menjalani misi perdamaian, TNI tidak hanya fokus pada aspek militer. Pendekatan kemanusiaan yang holistik menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap operasi yang dilakukan oleh TNI di luar negeri.
Kesiapan TNI dalam Menghadapi Tantangan di Gaza
Dalam menghadapi tantangan di Gaza, TNI melakukan berbagai persiapan teknis dan strategis. Persiapan ini menjadi sangat krusial, mengingat situasi di wilayah tersebut yang sering kali tidak menentu.
Maruli menyatakan bahwa TNI akan membekali para prajurit dengan berbagai keterampilan yang diperlukan. Hal ini termasuk kemampuan berkomunikasi dengan warga lokal, dan keterampilan medis untuk memberikan dukungan kemanusiaan.
Pentingnya pemahaman budaya lokal juga menjadi perhatian utama TNI. Dengan memahami latar belakang budaya dan tradisi masyarakat setempat, diharapkan interaksi antara prajurit TNI dan masyarakat di Gaza bisa berlangsung harmonis.
Selain itu, TNI juga menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga internasional dan organisasi kemanusiaan yang sudah beroperasi di Gaza. Kerjasama ini bertujuan untuk mengoptimalkan bantuan yang dikirimkan serta meminimalisir kemungkinan konflik dengan pihak lain.
Keberadaan TNI di Gaza diharapkan akan memperkuat keamanan serta stabilitas wilayah tersebut. Melalui pendekatan yang berorientasi pada manusia, TNI berupaya menciptakan kondisi yang lebih baik bagi masyarakat lokal.
Pentingnya Operasi Militer Selain Perang dalam Misi Kemanusiaan
Operasi militer selain perang (OMSP) merupakan salah satu bentuk kontribusi TNI dalam misi kemanusiaan. Melalui OMSP, TNI bisa lebih fokus pada upaya perlindungan masyarakat dan membantu mengatasi berbagai masalah sosial yang sedang dihadapi.
Karakteristik TNI yang berorientasi pada kemanusiaan menjadikan mereka mudah diterima di masyarakat. Dalam misi-misi sebelumnya, TNI terbukti mampu melakukan penanganan bencana secara efektif dengan melibatkan masyarakat secara langsung.
Bentuk kerja sama antara TNI dan organisasi non-pemerintah juga semakin memperkuat komitmen untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Dengan kolaborasi ini, TNI dapat menggabungkan sumber daya dan keterampilan demi mencapai hasil yang lebih maksimal.
Maruli menekankan bahwa keberhasilan OMSP sangat bergantung pada koordinasi yang baik dengan lembaga-lembaga terkait. Hal ini penting agar program-program yang dirancang dapat berjalan dengan efektif dan tepat sasaran.
Dengan demikian, operasi militer selain perang tidak hanya membantu pencapaian tujuan misi, tetapi juga berkontribusi terhadap pemulihan serta pembangunan masyarakat di area konflik. TNI berkomitmen untuk selalu menempatkan kemanusiaan sebagai prioritas utama dalam setiap langkah yang diambil.




