Daihatsu Motor Company baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka berhasil mengurangi emisi karbondioksida (CO2) hingga 42 persen di pabrik Kyoto. Pembaruan operasional dan teknologi di pabrik ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk mencapai keberlanjutan dan mengurangi dampak lingkungan dari proses produksi kendaraan.
Pabrik yang terletak di Kyoto ini telah mengalami peremajaan yang signifikan sejak 2022, di mana kapasitas produksi, waktu takt, dan jumlah tenaga kerja ditingkatkan. Manajer pabrik, Fukushima, menekankan pentingnya inisiatif ini untuk memenuhi tantangan target netral karbon sekaligus menangani berbagai masalah terkait tenaga kerja yang ada.
Transformasi Pabrik Menuju Keberlanjutan yang Lebih Baik
Fukushima menjelaskan bahwa untuk mencapai pengurangan emisi yang ambisius ini, mereka melakukan berbagai langkah efisiensi energi. Salah satunya adalah pembangunan fasilitas bangunan bertingkat yang dirancang untuk memaksimalkan penggunaan energi solar.
Selain itu, mereka juga memperkenalkan booth cat drive-through yang berhasil mengurangi penggunaan energi selama proses pengecatan. Solusi inovatif ini diharapkan dapat mendukung pabrik dalam mencapai target netral karbon pada 2035.
Lebih jauh lagi, langkah-langkah tersebut berhasil membawa dampak nyata, di mana emisi CO2 berhasil diturunkan hingga 42 persen dibandingkan sebelum pembaruan dilakukan.
Daihatsu telah melakukan implementasi teknologi booth cat ini di pabriknya yang lain, seperti di Karawang, Indonesia. Teknologi tersebut sangat penting untuk efisiensi dan efektivitas operasi di Kyoto Plant.
Dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 230 ribu unit dan takt time maksimum 0,9 menit, Kyoto Plant merupakan salah satu pabrik yang krusial bagi Daihatsu dalam memenuhi permintaan pasar.
Pembangunan Fasilitas dan Inovasi dalam Proses Produksi
Pabrik ini menempati area seluas sekitar 170 ribu meter persegi, yang terbilang kecil jika melihat capaian kapasitas produksinya. Pembaruan pada 2022 mencakup penggabungan area perakitan dan pengecatan ke dalam satu bangunan bertingkat yang lebih efisien.
Fukushima juga menambahkan bahwa ada dua model utama yang diproduksi di pabrik ini, yaitu Daihatsu Thor, yang juga dikenal sebagai Toyota Roomy dan Subaru Justy, serta Toyota Probox. Komposisi ini menunjukkan diversifikasi produk yang ditawarkan oleh Daihatsu.
Selain itu, perusahaan memperkuat filosofi manufaktur mereka yang berfokus pada konsep Simple, Slim, dan Compact (SSC). Dengan menerapkan prinsip ini, mereka dapat mengurangi peralatan khusus yang tidak perlu dan memperpendek jalur perakitan dengan sistem transfer samping yang lebih efektif.
Transformasi ini telah berhasil meningkatkan daya saing pabrik dan mendorong inovasi dalam proses produksinya. Menurut Fukushima, pendekatan ini menjadi kunci dalam menghadapi tantangan industri otomotif di masa depan.
Tantangan dan Prospek di Era Industri Otomotif
Di tengah perubahan yang cepat dalam industri otomotif, Daihatsu menyadari bahwa tantangan untuk mencapai keberlanjutan semakin kompleks. Oleh karena itu, pembaruan dan inovasi tidak hanya soal peningkatan fasilitas tetapi juga mengenai pendidikan dan penyempurnaan keterampilan tenaga kerja.
Pabrik ini juga berupaya membangun kesadaran dalam hal perlunya mereduksi emisi yang lebih rendah dan bersaing dalam konteks global. Ini menjadi kunci bagi keberlangsungan bisnis di era otomotif yang ditandai dengan persaingan ketat.
Penggunaan teknologi efisien dan sumber energi alternatif seperti tenaga matahari menjadi prioritas utama. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menunjukkan peran aktif Daihatsu dalam memenuhi tuntutan pasar yang semakin peduli lingkungan.
Inovasi dalam proses produksinya diharapkan dapat menghasilkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan tanpa mengorbankan kualitas dan performa. Upaya ini juga sejalan dengan tren global menuju kendaraan listrik dan teknologi hijau lainnya.
Dengan semua langkah yang telah diambil, Daihatsu menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berkomitmen pada profit, tetapi juga terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan.




