Dalam beberapa tahun terakhir, pasar mobil elektrifikasi di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan. Lonjakan penjualan ini diyakini merupakan akibat dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan potensi mobil listrik sebagai alternatif ramah lingkungan.
Data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa distribusi mobil listrik, termasuk baterai elektrifikasi penuh dan hibrida, mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun lalu.
Misalnya, mobil listrik berbasis baterai (BEV) mengalami lonjakan hingga 113 persen, diikuti oleh plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) yang melonjak lebih dari 3.200 persen. Kenaikan ini menunjukkan tren positif di sektor elektrifikasi kendaraan, seiring dengan usaha pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mempromosikan kendaraan ramah lingkungan.
Di sisi lain, mobil konvensional atau internal combustion engine (ICE) mengalami penurunan permintaan, terutama dalam kategori Low Cost Green Car (LCGC). Hal ini menggambarkan pergeseran preferensi konsumen menuju opsi yang lebih ramah lingkungan.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk harga mobil elektrifikasi yang semakin terjangkau. Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto, menjelaskan bahwa dengan munculnya berbagai model BEV, HEV, dan PHEV, semakin banyak konsumen yang beralih ke kendaraan tersebut.
Peningkatan permintaan PHEV juga sangat signifikan, terutama dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat akan manfaat kendaraan hybrid, terutama dari segi efisiensi bahan bakar.
Pergeseran Persepsi Masyarakat terhadap Mobil Elektrifikasi
Perubahan persepsi masyarakat tentang mobil elektrifikasi merupakan kunci utama dalam perkembangan pasar ini. Dulu, kendaraan listrik dianggap mahal dan kurang praktis, namun kini sebaliknya. Harga yang lebih terjangkau dan fitur yang ditawarkan membuat mobil listrik semakin menarik perhatian publik.
Keberadaan insentif pemerintah dan infrastruktur pengisian yang semakin baik juga berperan penting dalam mendorong adopsi mobil elektrik. Masyarakat kini merasa lebih yakin untuk berinvestasi dalam kendaraan ramah lingkungan.
Konsumen yang sebelumnya loyal terhadap kendaraan berbahan bakar fosil kini mulai terbuka untuk mencoba mobil listrik. Hal ini menciptakan peluang besar bagi produsen mobil untuk memperkenalkan lebih banyak model dengan teknologi lebih canggih.
Dalam tiang waktu yang singkat ini, pasar mobil elektrifikasi telah menunjukkan bukti bahwa investasi pada kendaraan ramah lingkungan memiliki prospek cerah. Inclusive dalam lompatan penjualannya, produsen yang beradaptasi dengan tren ini dapat meraih keuntungan besar.
Statistik Penjualan Mobil Elektrifikasi yang Meningkat Pesat
Pada tahun ini, distribusi mobil listrik di Indonesia mencapai angka 82.525 unit, meningkat tajam dari 38.677 unit tahun lalu. Angka ini menunjukkan adanya minat yang besar dari konsumen terhadap kendaraan elektrifikasi.
Selain itu, pencapaian bulan Januari hingga November 2025 jauh melampaui total distribusi mobil listrik yang tercatat selama satu tahun penuh tahun 2024. Pertumbuhan signifikan ini menjadi sinyal kuat bahwa industri otomotif menuju era baru.
Data dari Gaikindo menunjukkan pertumbuhan luar biasa pada PHEV yang meningkat mencapai 4.312 unit dari tahun sebelumnya hanya 130 unit. Kenaikan ini menandai tumbuhnya segmen pasar yang sebelumnya sepi peminat.
Selain BEV dan PHEV, segmen mobil hibrida juga mencatatkan pertumbuhan. Walaupun kenaikannya tidak setinggi BEV dan PHEV, permintaan untuk mobil hybrid meningkat enam persen, mencapai total 57.311 unit saat ini.
Tantangan dan Peluang untuk Masa Depan Kendaraan Ramah Lingkungan
Sekalipun terjadi peningkatan signifikan dalam penjualan mobil elektrifikasi, tantangan tetap ada. Infrastruktur pengisian yang masih terbatas menjadi salah satu hambatan utama. Pengembangan jaringan pengisian yang lebih luas menjadi prioritas untuk mendukung pertumbuhan ini.
Peluang untuk pengembangan teknologi baterai juga sangat besar. Investasi dalam penelitian dan pengembangan dapat menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi dan biaya produksi yang lebih rendah.
Selain itu, kerjasama antara pemerintah dan industri otomotif dapat menciptakan kebijakan yang lebih mendukung transisi ke kendaraan ramah lingkungan. Ini termasuk pemberian insentif pajak dan regulasi yang mendorong penggunaan mobil listrik.
Konsumen kini semakin sadar akan dampak lingkungan dari pilihan transportasi mereka. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi tentang manfaat kendaraan elektrifikasi sangat penting agar masyarakat tetap berpartisipasi aktif dalam transisi ini.




